Ibu
Tinggalkanlah barang sebentar saja apa-apa yang menyibukkanmu. Sejenak lupakan semua orang yang tiap waktu memenuhi otakmu, kecuali seorang perempuan tua yang belasan tahun atau bahkan puluhan tahun yang lalu demikian kokoh jiwa raganya. Yang belasan tahun atau bahkan puluhan tahun yang lalu masih kuat menggendong kita meski ditangannya telah tergantung beban berat demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ya, dialah ibu, seseorang yang akan selalu berurat berakar dalam kehidupan kita. Coba kita renungkan bersama sebuah syair lagu yang sudah pasti akan atau telah kita lalui: Aku pandangi jasad ibuku. . . Yang telah dingin terbujur kaku. . . Hancur dan luluh rasa hatiku. . . Jatuh berderai air mataku. . . Belum lagi aku membalas. . . Budi jasamu oh, wahai ibu. . . Kau telah pergi tuk selamanya. . . Menghadap Allah Yang Maha Esa. . . Sebelum kafan membungkusmu. . . Terakhir aku memandangmu. . . Maafkanlah wahai ibuku. . . Relakanlah air susumu. . . Hanya doa dan a...
Comments