Ibu
Tinggalkanlah barang sebentar saja apa-apa yang menyibukkanmu.
Sejenak lupakan semua orang yang tiap waktu memenuhi otakmu, kecuali seorang perempuan tua yang belasan tahun atau bahkan puluhan tahun yang lalu demikian kokoh jiwa raganya. Yang belasan tahun atau bahkan puluhan tahun yang lalu masih kuat menggendong kita meski ditangannya telah tergantung beban berat demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Coba kita renungkan bersama sebuah syair lagu yang sudah pasti akan atau telah kita lalui:
Aku pandangi jasad ibuku. . .
Yang telah dingin terbujur kaku. . .
Hancur dan luluh rasa hatiku. . .
Jatuh berderai air mataku. . .
Belum lagi aku membalas. . .
Budi jasamu oh, wahai ibu. . .
Kau telah pergi tuk selamanya. . .
Menghadap Allah Yang Maha Esa. . .
Sebelum kafan membungkusmu. . .
Terakhir aku memandangmu. . .
Maafkanlah wahai ibuku. . .
Relakanlah air susumu. . .
Hanya doa dan air mata. . .
Mengiringi mu ke pusara. . .
Semoga ibu diterima di sisi Allah Yang Kuasa. . .
Yang telah dingin terbujur kaku. . .
Hancur dan luluh rasa hatiku. . .
Jatuh berderai air mataku. . .
Belum lagi aku membalas. . .
Budi jasamu oh, wahai ibu. . .
Kau telah pergi tuk selamanya. . .
Menghadap Allah Yang Maha Esa. . .
Sebelum kafan membungkusmu. . .
Terakhir aku memandangmu. . .
Maafkanlah wahai ibuku. . .
Relakanlah air susumu. . .
Hanya doa dan air mata. . .
Mengiringi mu ke pusara. . .
Semoga ibu diterima di sisi Allah Yang Kuasa. . .
Maka, sampai saat ini, saat dimana kita masih diberi kesempatan untuk bersamanya (ibu), apa yang mampu kita berikan sebagai persembahan dihari tuanya???
Sekonyong-konyong kita meluapkan semua amarah tatkala mendapati ibu berbuat kesalahan walau itu tak seberapa. Namun ibu tetap sabar menghadapi sikap kita. Bahkan doanya tak pernah terputus, terhampar di setiap langkah kita.
Keridoannya tak pernah lenyap bahkan semakin jelas kucurannya hingga mengundang kebahagiaan kita.
Sampai hati kita selalu menyakiti ibu padahal beliau tak sebutir debu pun menaruh kebencian terhadap kita, buah hatinya, darah dagingnya.
Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang masa.
Mari kita muliakan ibu kita.
Sekonyong-konyong kita meluapkan semua amarah tatkala mendapati ibu berbuat kesalahan walau itu tak seberapa. Namun ibu tetap sabar menghadapi sikap kita. Bahkan doanya tak pernah terputus, terhampar di setiap langkah kita.
Keridoannya tak pernah lenyap bahkan semakin jelas kucurannya hingga mengundang kebahagiaan kita.
Sampai hati kita selalu menyakiti ibu padahal beliau tak sebutir debu pun menaruh kebencian terhadap kita, buah hatinya, darah dagingnya.
Kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang masa.
Mari kita muliakan ibu kita.
Sumber : Forum Silaturahmi Wisatahati.com
Comments
maafkan dosa anakmu ini....
so wt yg msh puny kdua ortu trutama ibu,,,syngin mreka..krn kl dh d tinggal rasany sakit bgth...