Cerita tentang seseorang yang selalu menunda kegiatan untuk hari esok ....
Jika kamu berpikir bahwa besok akan datang,
maka ”BESOK” akan pergi begitu cepatnya,
hingga kamu baru sadar bahwa
waktu telah meninggalkanmu”.
Itulah penggalan kalimat yang saya baca hari ini,
yang membuat saya jadi buru-buru
ingin segera mempostingkan cerita ini sesegera mungkin.
Nah, para pembaca ingin menyimaknya, ayo jangan tunda sampai besok.
Di kota Metropolitan yang serba sibuk ini, hiduplah seorang anak,
kita beri saja namanya ”Richard”. Ricahrad kecil hidup dalam keluarga
yang luar biasa bahagia.
Dia hidup dengan orang tua dan sanak keluarga.
Dari segi finansial hidupnyapun serba berkecukupan.
Amboi, poonya makyus deh, hehehe...
Tetapi sayang, Richard selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja.
Dia terus bermain, mengganggu adik dan kakaknya,
membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya.
Ketika dia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf,
dia selalu berkata, "Tidak apa-apa, besok kan bisa.
"
Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya.
Richard belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia.
Tetapi, dia anggap hal itu wajar-wajar saja.
Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya.
Suatu hari, Ricahrad berkelahi dengan teman baiknya.
Walaupun dia tahu itu salah,
tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta ma’af dan
berbaikan dengan teman baiknya.
Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika Richard agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi.
Walaupun dia masih sering melihat temannya itu,
tapi mereka tidak pernah saling tegur.
Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya
banyak teman baik yang lain.
Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main,
kerjakan PR, dan jalan-jalan.
Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, lalu Richard bekerja membuatnya sibuk.
Richard bertemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik.
Cewek ini kemudian menjadi pacarnya.
Namun Richard begitu sibuk dengan kerjanya,
karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi
dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Tentu, Richard sebenarnya rindu untuk bertemu teman-temannya.
Tapi Ricahrad tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon.
Richard selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka."
Ini tidak terlalu mengganggunya, karena dia punya teman-teman sekerja
yang selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, Richard lupa sama sekali
untuk menelepon teman-temannya.
Setelah Ricahard menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras dalam
membahagiakan keluarganya. Bahkan Richard tidak pernah lagi membeli bunga
untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya
dan juga hari pernikahan mereka.
Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia,
dan tidak pernah menyalahkannya.
Tentu, kadang-kadang richard pun merasa bersalah dan sangat ingin punya
kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia
tidak pernah melakukannya.
Alasannya lagi-lagi, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya".
Richard tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya,
tapi dia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai
menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan
waktu mereka dengan ayahnya.
Richard baru datang sa’at istrinya akan dijemput maut.
Sebelum Richard sempat berkata,
"Aku cinta kamu", istrinya telah meninggal dunia.
Laki-laki itu remuk hatinya
dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya
setelah kematian istrinya.
Tapi, dia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau
berkomunikasi dengannya.
Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing.
Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak
pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Saat mulai renta, Richard pindah ke rumah jompo yang terbaik,
yang menyediakan pelayanan sangat baik.
Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk
perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70.
Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi berlibur ke
Hawaii, New Zealand,dan negara-negara lain bersama istrinya.
Tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah Jompo tersebut.
Sejak sa’at itu, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...". Kemudian perlahan Richard tua menghembuskan napas terakhir, dia meninggal dunia dengan airmata di pipinya.
Apa yang saya ingin coba katakan pada para pembaca sekalian dari sekilas cerita tsb ? Yach, waktu itu tidak pernah berhenti. Waktu akan terus maju dan maju, sebelum benar-benar anda menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.
Jadi saran saya: Jika anda pernah bertengkar, segera berbaikanlah !.
Jika anda merasa ingin mendengar suara teman anda,
jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera mungkin !.
Terakhir, tapi ini yang paling penting,
Jika anda merasa anda ingin berkata pada seseorang bahwa,
Anda sayang dan cinta dia, jangan tunggu sampai terlambat.
Jika anda terus pikir bahwa anda pada lain hari baru akan memberitahu dia,
hari itu tidak pernah akan datang.
Jika anda selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga anda baru sadar bahwa waktu telah meninggalkan anda.
Comments
Anda sayang dan cinta dia, jangan tunggu sampai terlambat.<----nah yg ini nih sy pernah mengalaminya,, pahit dech,,
nice posting..salam kenal :)