Telaga Warna Dieng

Akhirnya kesampaian juga aku mengunjungi Dieng Salah satu dataran tinggi di Jawa Tengah tepatnya masuk dalam wilayah kabupaten banjarnegara dan kabupaten wonosobo.

" Dieng Plateau Area "

Tepat jam 9 Pagi, aku dan kedua temanku mulai melangkahkan kaki ke terminal purwokerto untuk menuju ke kota wonosobo. Lama perjalanan yang kami tempuh untuk menuju ke wonosobo sekitar 2 jam 20 menit. Sesampai di Wonosobo kami langsung melanjutkan perjalanan ke Dieng dengan menggunakan bis mikrolet pintu satu dengan tarif 10 ribu per orangnya.


 " Peta Wisata Dieng Plateau "

Sesampainya di Dieng, Aku dan kedua temanku langsung mengambil keputusan untuk langsung saja menuju ke obyek wisata telaga warna dengan menumpang bis yang sama.
Seandainya saja kami turun di kota, untuk menuju ke Telaga Warna kami harus menepuh perjalanan kesana sekitar 1 Km dengan menggunakan ojek yang tarifnya 10 ribu.

Alhamdulillah, Pengambilan keputusan yang sangat baik bagi seorang backpacker pemula yang mencoba belajar untuk menghemat biaya perjalanan. Yang penting bagaimana diri kita bisa berkomunikasi dengan baik dengan orang yang baru saja kita temui ataupun orang sekitar.

  " Pintu Masuk Telaga Warna "
Cihuy.....
" Welcome to Telaga Warna Dieng "
Akhirnya sampai juga, disambut dengan hiruk pikuk pedagang yang menjual pernak-pernik serta makanan khas daerah setempat. Tak terasa jam tanganku menunjukkan pukul 14.00 Wib. Bersegeralah aku mengambil air wudhu...

Waduh....,ternyata airnya dingin minta ampun dah, serasa berada di kutub utara.
Suasana di Telaga Warna sudah ramai pengunjuk, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. langsung saja kaki ini serasa melangkah begitu cepat,secepat kilat tuk menuju loket karcis. Tak sabar lagi rasanya untuk menikmati indahnya telaga warna.
Aksis narsis pun dimulai ketika sebuah kamera pocket  keluar memunculkan mata lensanya...

"  3 Idiot "


 " Menikmati indahnya pemandangan telaga "


Aksi foto-foto kami pun diiringin dengan tetesan demi tetesan butiran air yang jatuh dari langit tapi hal tersebut tidak menghentikan aksi narsis kami didepan kamera.
Lanjutkan...!!!


- Very, Arif, Hafiz -

" Ada-ada saja "

" Soul of Backpacker "

" Patih Gajah Mada "

Melihat patung patih Gajah Mada, aku teringat tentang sebuah pernyataan dari Patih Gajah Mada :
Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa,

Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa.

Waktu menunjukkan pukul 15.30 Wib..
setelah selesai menunaikan sholat Ashar, perut sudah mulai keroncongan. melihat ada seorang bapak yang berjualan kue Bandoes langsung saja kami serbu karena saking laparnya perut ini.


 " Kue Bandoes "

Hal yang wajib untuk tidak dilupakan adalah membeli oleh-oleh khas daerah setempat. macam-macam yang ditawarkan oleh pedagang disana antara lain shal, kupluk, gantungan kunci, gelang, carica, kripik jamur, dan kacang wonosobo. Aku membeli beberapa oleh-oleh untuk pulang ke Purwokerto.

 " Menikmati kue Bandoes "

Sembari menunggu tumpangan menuju ke kota, santai dulu lah sambil menikmati hangatnya kue bandoes di tengah udara yang dingin. Alhamdulillah setelah kenyang, Akhirnya kami pun mendapatkan tumpangan mobil bak terbuka dari seorang bapak yang berprofesi sebagai seorang petani kentang. 

" Ayam Kolake "

Perjalanan pulang  kami ke wonosobo ditemani dengan keindahan alam ciptaanNya.
Kami pun mengakhiri perjalanan dengan menunaikan sholat magrib serta makan malam dengan sepiring Ayam kolake dibagi bertiga, memang jiwa-jiwa para backpacker.

Semoga dengan perjalanan ini  bisa membuatku bisa lebih lagi belajar bagaimana mensyukuri nikmat yang diberikan olehNya dan diluar sana masih banyak sanak saudara kita yang masih kekurangan.


jadi jangan berhenti tuk bersyukur padaNya...

Popular posts from this blog

Ibu

Profil Feronika Ang (Masterchef Indonesia)

PCM (Pulse Code Multiplexing)