Mesjid Agung Al-Karomah Martapura


- Mesjid Agung Al Karomah Martapura - 

Tepat jam 12.00 Wita, Aku dan Abahku sampai di daerah Martapura yakni daerah yang terkenal dengan penghasil kerajinan Intannya. Aku dan Abahku beristirahat sejenak setelah perjalanan yang cukup melelahkan dari kota Kandangan sambil menunggu datangnya waktu sholat zuhur...


- Keindahan dalam mesjid -


- Pilar Tiang Tua -

Aku sudah mengimpikan sejak lama agar bisa sholat di Mesjid Ini. Dan akhirnya hal itupun kesampaian juga.
Aku ambil air wudhu di terik panasnya siang itu di kota Martapura, Aku sangat menikmati bagaimana air wudhu mengucur membahasahi dari atas rambutku sampai ke ujung kakiku.

Subhanallah......


Adzan pun berkumandang di Langit Martapura...
Ketika itu aku sempat berpikir kenapa ya pada saat kita melakukan kesibukan rutinitas dalam keseharian dan pada saat itu adzan berkumandang,kita malah menunggu adanya adzan baru menghentikan rutinitas kita & tidak menggubrisnya. Padahal seharusnya kita sebagai seorang hamba-Nya kitalah yang menunggu kumandang Adzan tersebut bukan kita yang malahan ditunggu adzan baru menghentikan rutinitas kita.. 


- Di bawah LangitMu -

Orang-orang pun mulai berbondong-bondong memasuki mesjid.siap untuk menunaikan kewajiban sholat zuhur,baik itu seorang tukang pengepel lantai, tukang parkir, tukang asongan, pedagang, pengusaha intan, maupun pengusaha semua berkumpul menjadi satu tanpa memadang jabatan ataupun statusnya di dunia.
semua bersujud kepada-Nya.


Selepas selesai sholat dzuhur aku dan abah langsung menuju pasar martapura untuk mengisi perut yang semakin keroncongan. Menu siang itupun nasi sop ditemani dengan lima tusuk sate. Asyik menikmati makanan tersebut...


Tiba-tiba terdengar suara nyanyian dua anak kecil kira-kira umurnya 4 tahun dengan menggunakan alat genjrengan. Melihat kedua anak kecil itu aku pun mulai bertanya di dalam hati kecilku,kenapa ya seumuran mereka malah sudah harus mencari uang...?.yang seharusnya mereka menikmati waktu umur mereka untuk bermain tapi malah rela digunakan untuk mencari uang..


Hatiku terenyu & sedih melihat mereka. Mataku pun menatap polosnya wajah mereka, terlihat pancaran kedua belah mata mereka dengan tulus ikhlas mereka mencari nafkah keping demi keping uang logam untuk biaya hidup mereka dan membantu kedua orang tua mereka...


berbeda dengan diriku,pada waktu seumuran mereka aku malah menikmati masa kanak-kanakku dengan bermain bersama teman-teman sebanyaku dan diumurku sekarang aku malu dan sedih, aku merasa malu dengan seumuran mereka bisa mencari uang dan aku.....aku hanya bisanya menghabur-hamburkan uang dari orang tuaku untuk membeli hal-hal yang tidak berguna dan tidak penting sama sekali. Aku sedih melihat kondisi zaman sekarang dimana orang-orang kecil makin tertindas dengan orang-orang kaya dengan menikmati harta yang berkelimpangan dan duduk manis di gedung-gedung besar dengan mobil mewahnya yang melenggang di atas jalan raya tanpa memikirkan penderitaan orang-orang kecil yang ada dibawah mereka...



Comments

Popular posts from this blog

Ibu

Profil Feronika Ang (Masterchef Indonesia)

PCM (Pulse Code Multiplexing)